Laman

Sabtu, 06 Agustus 2011

Dirinya



DIRINYA
Sebuah kisah tentang seseorang yang kini belum kuketahui siapa dirinya.
Seorang anak SD bernama wirah hidup disebuah desa yang sejuk nan rindang nama desa itu ialah Sukaharja. Seorang anak ini diajar oleh seorang guru yang bernama Abdul. R. Guru yang dia hormati dan segani.
Seiring berjalannya waktu, orang tuanyapun mengalami sakit yang membuat orang tuanya meninggalkannya sendiri di dunia yang fana. Hari-hari yang ia lalui tanpa keluarga sangat terasa berat untuknya. Kemudian dia menemukan seorang pemuda yang membuatnya jatuh hati, dan sudah diketahui jawabannya, dia menikah dengan pemuda itu. Kehidupan baru pun dimulai. Ternyata setelah lepas dari gurun pasir yang sangat panas, dia masuk kedalam sebuah gua harimau, yang membuatnya merasakan sakit yang tak terobati, dalam manjalani tugasnya sebagai seorang istri dia mendapatkan hadiah-hadiah dari sang suami yang dia cintai berupa pukulan dan caci maki.
Sampailah dia pada saat dia mempunyai janin yang sangat dia impikan, namun Allah berkehendak lain, bayi yang ada dalam kandungannya menghilang entah kemana ! dia pun mengalami depresi yang sangat mendalam dan sakit yang tak mudah dia lupakan. Wirahpun mengambil keputusan yang berat dengan memutuskan hubungan pernikahan yang dia jalin selama kurang lebih 2 tahun, dan tinggal bersama bibinya di sebuah desa.
Dalam suasana masih kehilangan sang buah hati diapun tetap tegar menjalani pahitnya kehidupan, suatu saat dia bertemu dengan gurunya sewaktu di SD,  dan dengan sangat tak terduga pada saat itupun gurunya baru mendapatkan buah hatinya yang kedua yang masih berusia 6 bulan.
Wirah dengan rasa penuh semangat dan riang sering mengunjungi rumah gurunya itu, dia pun lama kelamaan dekat dengan keluarga gurunya dan mengasuh anak gurunya dengan penuh kasih sayang dan rasa memiliki, bahkan dia memberikan ASI. Ketika anak itu menangis dan tidak bisa didiamkan oleh kedua orangtuanya, ayahnya memberikan anaknya kepada wirah dan dengan dekapan hangatnya anak yang tadinya menangis itu diam dan tertidur dipangkuannya.
Keberadaannya didesa itu sangat membuatnya senang, namun dia menyadari hidupnya tidak mungkin hanya tergantung pada bibinya yang hanya mengandalkan hasil tani dan kerajinan tangan.
Dengan berbagai pertimbangan dia pun mengambil keputusan. Sampailah pada perpisahan itu, Wirah pergi denga bermodal nekad menuju Ibu Kota dengan tujuan dapat hidup sejahtera disana.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Sekian lama wirah pergi dan tanpa kabar meninggalkan kampung halamannya, dan pada suatu waktu setelah 18 tahun dia pulang ke kampung bibinya, dan yang dia inginkan disana adalah bertemu dengan putra gurunya selama di SD yang dia dulu rawat dengan penuh kasih sayang dan dekapan hangat, namun apa daya anak itupun sudah tidak ada di kampung itu, anak itu sedang menuntut ilmu di salah satu unuversitas di Indonesia, dengan rasa sesal dan bangga dia mengatakan ‘’Syukurlah”.
Sesal karena dia tidak bisa bertemu dengan anak itu, dan bangga karena kasih sayang yang dia berikan memberikan dampak yang baik untuk anak yang dianggapnya sebagai buah hatinya dan sekarang sudah beranjak dewasa. Kemudia ada inisiatif dari salah seorang warga untuk memberikan no. Telp anak itu kepada wirah.
Pada tanggal 19 Oktober 2011 Wirah menelpon anak itu dan dia mengungkapkan rasa rindu dan bangganya kepada anak itu.


Tahukah kamu siapa anak itu ? ? ?
HE IS ME


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat